Rilis Kastrat: Pelatihan Internal Kastrat BEM Bima Fikom Unpad

Pada hari Selasa, 7 April 2020, Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM Fikom Unpad mengadakan pelatihan internal seputar fungsi, dan kegiatan dalam menjalankan Kajian dan Aksi Strategis. Pelatihan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Google Meeting, dimulai pukul 19.30 dengan Oscar Abimanyu Sakti, Wakil Kepala Departermen Kastrat sebagai moderator, dan Hario Danang Kepala Departemen Kajian Strategis BEM Kema Unpad 2020 sebagai pengisi materi pelatihan.

Diskusi diawali dengan cerita Danang mengenai hobinya yaitu menulis dan softball. Melalui banyanknya pengalaman organisasi, secara general ia lebih sering berkutat di bidang penulisan, diskusi, dan pengkajian. Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum, tentu bukan hal sulit lagi baginya mengimbangi antara kegiatan sebagai Kepala Departemen Kastrat dengan kuliahnya.

Danang menjelaskan bahwa fungsi Kastrat terdiri dari: analisis, pengembangan gagasan, agitasi/propaganda, mobilisasi massa, aksi, penyikapan, politik luar negeri, dan birokrasi. Perbedaan antara Kastrat BEM Kema Unpad saat ini dengan Kastrat BEM Fikom, adalah bahwa kajian dan aksi diletakkan terpisah. Karena itu, fungsi khusus Kastrat di BEM Kema Unpad cukup pada analisis isu.

Menurut Danang, terkait pada fungsi analisisnya, BEM sebagai organisasi primadona bagi mahasiswa, tetap seringkali menerima hujan kritik akibat birokratis dan sebagainya. Sebagai hal yang sebenarnya dibutuhkan mahasiswa, oleh karenanya BEM harus membentuk suatu unsur yang dibutuhkan, guna membangun narasi dari semua lini melalui Kastrat ini.

Narasi-narasi yang dimunculkan Kastrat sebagai penggerak dalam BEM antara lain:

  1. Sebagai civitas akademik dengan status mahasiswa , maka kita tetap wajib memegang nilai-nilai mahasiswa.
  2. Guna kebutuhan moril, narasi yang substantif perlu untuk pergerakan, selain peran sebagai mahasiswa, menjadi bagian dalam masyarakat maka dibutuhkan pencerdasan dan pengawalan terhadap pemerintah. Hal ini untuk menekan sikap sewenang-wenangnya pemerintah.
  3. Agitasi untuk memabngun kepercayan publik yang mana adalah mahasiswa dan masyarakat, narasi yang baik dan penting perlu dibentuk.

Urutan untuk membangun narasi antara lain: memperhatikan isu yang bergulir, lalu pemilihan isu, analisis dan output, buka diskursus, agitasi, dan ekskalasi gerak.

Danang menjelaskan bahwa dalam membangun narasi, dimulai dengan memerhatikan isu yang sedang bergulir. Penguasa tidak akan berhenti melahirkan narasi dalam kontestasi politik guna memperebutkan dan melanggengkan kursi kekuasaan.

Bagi seorang mahasiswa, tentu mustahil bersikap layaknya media profesional yang mampu fokus pada seluruh isu bergulir. Kewajiban lain membuat para mahasiswa aktivis perlu berfokus pada satu isu penting lewat skala prioritas pemilihan isu. Kemudian, untuk membangun departemen berdaya guna, diperlukan pembagian tugas yang efektif antar anggota Kastrat.

Masalah pemilihan isu atau yang juga dikenal dengan analisis wacana kritis, berkaitan dengan bagaimana isu tersebut difilter dan harus segera digarap. Ada dua pilihan dalam memilih isu.

Pertama mengikuti isu tren, yaitu dengan: konfirmasi isu, melihat pihak mana saja yang terdampak dan atensi publik melihat pergerakannya, kemudian responsifitas kenapa kita harus mengambil isu tersebut, apakah isu berpotensi mendistraksi atensi publik demi menghindari ketidakpedulian publik dan juga untuk memudahkan pergerakan.

Sementara jika pilihan kedua dengan tidak mengikuti tren, maka yang perlu dilakukan adalah: pertimbangkan alasan mengapa isu yang dipilih lebih penting dan keurgensiannya dibanding isu populer, bagaimana bisa dapat perhatian publik, contoh: isu Agni di UGM. Semua itu Kembali pada eksposur agar publik peduli dan tak mengabaikannya.

Menurut Danang, penting penting membangun eksposure baik melalui online, maupun kehidupan nyata lewat diskusi, konsolidasi, forum komunikasi, yang seluruhnya berguna menyamakna persepsi.

Selanjutnya adalah analisis isu. Melalui analisis isu dibutuhkan penjelasan urgensinya secara rinsi, argumen kuat yang disertai data dan fakta valid, diferensiasi analisa, penentuan audiens, serta rekomendasi alternatif.

Ketika menulis kajian, Danan mengaku mempelajarinya dengan memperhatikan tren tiga tahun ke belakang yang ada di berbagai lembaga dan kampus. Kerangkanya serupa, yakni berupa: pendahuluan mengenai duduk perkara, pembahasan isu dengan membedahnya diserta berbagai keilmuan, serta kesimpulan juga berupa sikap dan rekomendasi.

Terakhir, yaitu bagaimana proses membagi tugas dalam organisasi khususnya Kastrat dibutuhkan. Awali dengan membangun kepekaan terhadap isu di setiap individu, hal ini bisa dilakukan dengan sering membaca media, follow akun newsletter, membaca literatur, dan sebagainya. Kemudian buat kelompok kecil demi kefektifan kerja. Pilih penanggung jawab (PJ) pada setiap isu. Setiap hari ada laporan mengenai isu dari tiap-tiap PJ. Ketika diharuskan menulis kajian, jangan malu mencoba meskipun belum terlalu mahir. Terakhir, selalu perbanyak diskusi dari berbagai elemen.

Danang mengingatkan bahwa kita tidak boleh menjustifikasi buruknya seseorang. Ia pribadi percaya bahwa stafnya mampu membuat berbagai kreasi sesuai kemampuan masing-masing. Dibutuhkan treatment yang cukup untuk membangun profesionalisme, serta kepedulian bahkan di luar organisasi ini sendiri.

Untuk tetap mengawal isu, yakinkan bahwa persepsi orang lain kepada Kastrat bukanlah penghambat. Harapan agar orang lain mengerti kita, adalah dengan memulai lewat kita yang mengerti orang lain. Mulailah rapat dimulai dengan diskusi santai, berguna untuk membangun kepercayaan pada setiap staff agar mampu mengemban amanah.

Ketika Hoaks Memperkeruh Suasana di Tengah Pandemi

Awal 2020 dunia dibuka dengan kematian lebih dari 61,000 jiwa. Kematian ini berbeda karna semua kematian ini hanya disebabkan oleh satu pandemi, yang belakangan kita kenal sebagai corona virus. Oleh karena itu tidak heran hal ini menjadi persoalan utama yang sedang kita hadapi saat ini, hal yang menambah masalah adalah dalam perkembangan tekhnologi saat ini, baik berita benar maupun berita bohong jauh lebih cepat menyebar ketimbang penyebaran virus itu sendiri.  Sehingga tidak sedikit daripada masyarakat yang akhirnya jatuh pada informasi-informasi palsu yang bukannya memperbaiki keadaan malah mengantarkan kita pada permasalahan baru.

Penyebaran berita dan informasi palsu, yang lebih dikenal dengan hoaks, seringkali dipercaya oleh masyarakat luas, dan mengesampingkan berita atau informasi faktual. Karakteristik hoaks, salah satunya disajikan secara bombastis kerap kali lebih diperhatikan oleh masyarakat. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak melakukan verifikasi atas pemberitaan tersebut. Dilansir dari detik.com, terhitung sejak 12 Maret lalu, Kominfo memberikan update mengenai jumlah hoaks dan disinformasi mengenai virus corona, yang mencapai angka 196 berita.

Banyaknya berita dan dan informasi palsu yang ada semakin menjadi ketika pada saat yang sama terdapat dua orang yang terdeteksi positif corona di Kota Depok, masalahnya adalah efek yang terjadi selanjutnya, yaitu minimnya literasi masyarakat atas media dan informasi yang begitu banyak mengantarkan pemahaman yang keliru di masyarakat terhadap corona, termasuk cara penyebaran serta penanggulangannya.

Seperti yang kita ketahui, belakangan ini di berbagai tempat di Indonesia masyarakat secara berbondong-bondong membeli berbagai keperluan hidup secara masif, di antaranya seperti masker, hand sanitizer, tisu, dan sembako hingga sempat dan masih menjadi sesuatu yang langka. Peristiwa ini dikenal luas dengan istilah panic buying, di mana konsumen atau masyarakat mencoba mengantisipasi sebuah peristiwa yang terjadi dengan melakukan pembelian terhadap berbagai kebutuhan hidup secara berlebihan. Peristiwa panic buying bukan kali ini saja terjadi, sesungguhnya hampir di seluruh negara yang telah terdeteksi adanya virus corona bisa dipastikan terjadi peristiwa serupa.

Permasalahan muncul ketika panic buying mengakibatkan krisis terhadap barang-barang kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan bahwa sesungguhnya yang penting dan membutuhkan masker adalah mereka yang sedang sakit, dan mereka yang berhubungan langsung dengan pasien yang teridentifikasi corona, dalam hal ini dokter dan perawat. Bukan mereka yang sebenarnya sehat-sehat saja. Perlu digaris bawahi adalah Penggunaan masker pada yang sakit dibutuhkan untuk mencegah penularan virus corona, namun pada kenyataannya saat ini masker dan tisu yang dibutuhkan malah disalah gunakan oleh mereka yang sejujurnya tidak membutuhkannya. Pernyataan WHO tersebut untuk mengantisipasi adanya kelangkaan barang, yang nantinya berujung kepada orang sakit tidak memiliki pengamanan diri.

Belum lagi salah kaprah yang terjadi ketika penggunaan masker dan cara masyarakat mencuci tangan. Penggunaan masker dan cara mencuci tangan yang salah malah akan meningkatkan kemungkinan kita tertular virus corona. Karna sesungguhnya virus ini disebarkan melalui tetesan (droplet) dan sentuhan bukan melalui udara (airbone). Oleh karenanya, masker lebih sebagai langkah preventif kita untuk tidak menyentuh area hidung dan mulut ketika tangan telah terpapar virus. Cara mencuci tangan yang baik dan benar juga sangat penting untuk dimengerti oleh masyarakat sebab penggunaan cara mencuci tangan yang salah tidak akan membuat tangan menjadi bersih dan memungkinkan virus corona dan virus-virus lain untuk tetap bersemayam.

Selain masalah aktifitas panic buying di seluruh Indonesia, adapula ulah beberapa oknum yang memperkeruh suasana dengan merilis video atau foto yang sebenarnya tidak berhubungan dengan corona. Hoaks seperti ini membahayakan bagi masyarakat luas karena dapat menimbulkan berbagai efek, salah satunya kepanikan masal yang akan memperburuk keadaan sosial masyarakat.

Beberapa waktu yang lalu saya menerima sebuah video dimana beberapa oknum telah dengan sadar menimbun antiseptik dan kapas ber-alkohol (alcohol swab) yang seharusnya tidak diperjualbelikan karena dibutuhkan oleh tenaga medis. Hal yang ditakutkan adalah jika perilaku seperti ini terus dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab, kelak semua bahan-bahan yang dibutuhkan akan sangat langka dan mahal adanya. Serta memperburuk keadaan itu sendiri.

Untuk itu, saat ini perlu adanya operasi pasar untuk tetap menjaga stabilitas pasar dan menjamin keberadaan bahan-bahan yang dianggap penting dan dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi seperti sekarang ini.

 

BEM Bima Fikom Unpad

Kabinet Pancarona

2020

Oleh: Agam Inaldi Akbar, M. Rizal Zulfikar

 

Referensi

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/083913565/update-virus-corona-di-dunia-jadi-pandemi-global-125851-terinfeksi-67003

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4921698/update-hoaks-corona-kominfo-temukan-147-termasuk-disinformasi

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4936108/update-ada-196-hoaks-virus-corona-ditemukan-di-indonesia

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/08/100300523/who–sekali-lagi-orang-sehat-tak-perlu-pakai-masker

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200302155802-4-141800/hati-hati-salah-pakai-masker-bisa-tingkatkan-risiko-corona

https://www.alinea.id/nasional/hand-sanitizer-langka-dan-mahal-ini-tips-sederhana-lipi-b1ZJG9stZ