Mengenal The Invisible Man of Queen, Siapakah Dia?

Pada tahun 1971, anggota terakhir sekaligus anggota termuda dari band Queen bergabung. John Richard Deacon, yang pada saat itu usianya masih 20 tahun, memegang peran sebagai pemain bass dalam band Queen. Ia bergabung atas ajakan Brian May, sang gitaris Queen dan Roger Taylor, drummer Queen. 

Selain anggota termuda, John Deacon juga dikenal sebagai anggota yang paling pendiam dan pemalu dari tiga lainnya. Hal tersebut membuat ia mendapat julukan The Invisible Man. Namun hal tersebut tidak menghalangi jalannya kontribusi John Deacon dalam memproduksi karya untuk Queen.

Queen dalam produksi lagunya, banyak melibatkan Freddie Mercury sang vokalis dan Brian May sang gitaris. Namun, Roger Taylor dan John Deacon pun diperbolehkan dan dibebaskan untuk berkontribusi dalam produksi karya. John Deacon acap kali berkontribusi mengubah beberapa lagu untuk Queen, termasuk lagu-lagu top hits seperti “You’re My Best Friend” , “Another One Bites the Dust”, dan “I Want to Break Free”.

“Another One Bites the Dust” bahkan menjadi penghantar Queen dalam ranah music disco dan R&B, yang juga merupakan salah satu dari dua lagu yang menembus urutan teratas pada chart Billboard Amerika Serikat dan memperoleh penghargaan American Music Awards 1980.

Brian May dan Roger Taylor pernah mengatakan bahwa sosok John Deacon bukan sosok yang paling “nge-rock” dalam band Queen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak lagu ciptaannya yang bukan bergenre rock. Namun, John Deacon selalu mendapatkan arahan maupun dukungan dalam memproduksi karya dari vokalis Queen yang iconic, Freddie Mercury.

Sayangnya, pada tahun 1991, Freddie Mercury meninggal dunia dan hal tersebut membuat John Deacon sangat terpukul. John Deacon memutuskan untuk pensiun setelah kepergian Freddie Mercury. Meskipun ia kembali pada tahun 1997 untuk melakukan rekaman lagu “No One But You (Only Good The Die Young)” yang ditulis oleh Brian May yang terinspirasi oleh persahabatan John Deacon dan Freddie Mercury, John Deacon memutuskan untuk pensiun total baik dari band Queen maupun dunia musik. 

Kala itu, John Deacon berkata bahwa “Queen is not Queen without Freddie Mercury.”. Hal tersebut memberikan gambaran jelas bahwa di mata John Deacon, sosok Freddie Mercury tidak dapat tergantikan. Ia kehilangan semangat bermusik setelah Freddie Mercury tiada.

Kehidupan John Deacon setelah pensiun sangatlah tertutup. Pada tahun 2001 saat Queen dinobatkan dalam Rock and Roll Hall of Fame, ia tidak menunjukkan kehadirannya. Selain itu, bahkan pada saat acara World Premiere film Bohemian Rhapsody yang menceritakan perjalanan karir band Queen termasuk dirinya tahun 2018 lalu, ia pun tidak hadir.

Namun, Brian May mengatakan bahwa dirinya maupun Roger Taylor masih berhubungan baik dengan John Deacon. Ia juga mengatakan bahwa apabila John Deacon tidak menghubunginya atau Roger itu merupakan pilihannya dan John Deacon adalah seseorang yang cukup sensitif. Roger Taylor pun menambahkan bahwa meskipun ia dan John Deacon tidak saling bicara, ia meyakini bahwa John Deacon merestui apa saja yang ia dan Brian May lakukan terhadap band Queen. Ia pun berkata bahwa John Deacon dan band Queen telah melakukan banyak hal bersama-sama.

Banyak yang mengatakan bahwa keterpukulan John Deacon atas kematian Freddie Mercury hingga ia kehilangan semangat bermusiknya adalah kisah yang menyedihkan, tetapi sebetulnya tidak. Ia menemukan titik untuk berani berhenti dalam bermusik bagi dirinya dan meninggalkan karya-karya yang luar biasa setelah masa pensiunnya. Tentu hal tersebut merupakan sebuah keputusan besar yang ia ambil. Ia pun menghargai sahabatnya, Freddie Mercury dalam pernyataannya bahwa tidak ada yang bisa menggantikan Freddie Mercury oleh siapapun. Ia juga berpensiun pada usianya yang menginjak kepala empat dan menikmati kehidupan setelah pensiun bersama keluarganya. What a perfect life of The Invisible Man of Queen.

Ditulis oleh: Zalfa Ghina Khairunnisa